Senin, 13 Juli 2009

Perempuan itu “nafsuin” (BUPATI)

Artikel ini adalah lanjutan dari artikel yang berjudul “Perempuan itu nafsuin (SEKWILDA)” yang membahas bagaimana seorang perempuan begitu kuat mempengaruhi dan menarik nafsu birahi laki-laki karena melihat daerah buah dada perempuan.
Dan daya tarik seorang perempuan yang paling “sadis” adalah daerah pangkal paha. Dimana tempat itu adalah sebagai tempat persinggahan terakhir bagi birahi. Ketika sepasang laki-laki dan perempuan sedang bercumbu ujung-ujungnya lari ke pangkal paha atau selangkangan. Mulailah tangan yang satu beranjangsana ke daerah wisata terlarang. Padahal yang boleh masuk ke daerah wisata terlarang hanyalah pemilik taman tersebut alias suaminya.


Baru melihat wajah yang cantik saja harsat seorang laki-laki mulai tersentak kaget, apalagi kalau melihat dada yang montok langsung sang hasrat bergelora dalam dada laki-laki. Tetapi ketika melihat pangkal paha hasrat tadi tidak kaget lagi hanya “panas dingin” menahan emosi yang tak karuan. Laki-laki mernjadi gelisah, gerah, sumringah, gairah, amarah dan lain-lain yang ah...ah...ah.... ada pada saat itu.
Sebetulnya yang paling bertanggungjawab dalam persoalan ini adalah perempuan itu sendiri. Karena mereka suka sekali mempertontonkan pahanya yang mulus (kalau yang tidak mulus alias beluek biasanya dicuekin orang). Mereka menutupi pahanya hanya sampai diatas lutut. Hampir separuh perempuan melakukan BUPATI (buka paha tinggi-tinggi) di tempat umum. Hal ini jelas sangat mengundang perhatian kaum adam. Pada saat itulah dimulai niat untuk mengunjungi daerah wisata terlarang. Yang menjadi “salah sasaran” biasanya orang lain, kadang anak dibawah umur. Hal ini diperkuat dengan sering mononton orang BELGIUM (berlaga bugil di depan umum) di CD porno yang dijual bebas dan murah.
Kadang para perempuan menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian yang penuh. Bahkan kepalanya pun mnegenakan kerudung atau jilbab. Tetapi yang menjadi rancu adalah mereka mengenakan celana panjang yang sangat ketat sehingga lekuk tubuhnya jelas terlihat, bahkan “gundukan” selangkangannya pun tampat sangat jelas seolah tidak memakai apapun. Apalagi kalau seluruh pakaian yang dikenakan ketat semua dari dada sampai paha. Body yang montok dan seksi sangat indah dilihat.
Inilah, seperti dikatakan diatas bahwa perempuan juga bertanggung jawab atas terjadi pemerkosaan terhadap perempuan itu sendiri. Karena merekalah yang lebih dahulu memancing birahi laki-laki. Seandainya laki-laki hanya melihat kambing telajang tidaklah mungkin terbangkit birahinya. Emangnya orang mabok.....! nafsu sama kambing.
Untuk mencegah terjadinya perambahan daerah wisata terlarang dan melakukan “kerusakan dimuka bumi”, Rasulullah memperingatkan kepada para pemuda yang telah sanggup berumah tangga hendaknya kawin (menikah). Bagi mereka yang belum sanggup berumah tangga hendaklah mereka berpuasa. Karena puasa mampu menahan gejolak emosi dalam hati. Mampu menahan amarah, mampu menahan gairah seksual, mampu menahan keinginan yang tidak perlu. Tapi dengan syarat puasanya yang benar, yang bisa menahan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa. Kalau cuma bisa tahan lapar dan haus, itu nama diet. Bukan puasa.
Untuk mencegah agar tidak terjadi perzinahan dan pelecehan seksual maka diingatkan bagi perempuan untuk dapat menjaga kemaluannya untuk tidak di “sebar-luaskan” kepada yang tidak berhak. Disamping itu juga diingatkan kepada para laki-laki untuk menjaga matanya agar tidak “jelalatan” kemana-mana sehingga tidak kesasar (tersesat) di tempat yang salah. Jagalah kehormatan kita.
Sekian penjelasan “perempuan itu nafsuin” yang sangat singkat, semoga bermanfaat. Jangan kemana-mana. Tetap di “Engkong Jaya”.

2 komentar:

Jiwaraja mengatakan...

bupati biasanya memang suka sama BUPATI he he he...

Jagania Karomu.... mengatakan...

betul mas..betul...

mari tukar bener

Kong Jaya
YANG MAU TUKAR BENNERKU SILAHKAN AMBIL

Kumpul Blogger

Berita Bagus yang Sekarang ini

Cari Blog Ini

7321tamo,gnorbmej,awijajar,igalapul